Love poem
Ketika jengah diujung pekat, sendiri ku berjelaga
Dan ketika dawai dentingnya mulai menyayat
Lamunku berserak diantara lusuh simpuh raga
Tak kau
lihat mataku, sebab dilamur cintamu
Mata yang
kau buramkan oleh rindang sahajamu
Tak kau lihat mulutku penuh disumpal janjimu
Mulut yang
kau jejali kata-katamu
Di hatiku bunga-bunga mulai layu
Tak pernah disiram kasih dan sayangmu
Harusnya kau tahu, betapa sakitnya hatiku saat itu.