BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Management sekolah
sangat berbeda dengan management bisnis dan merupakan bagian dari management
Negara. Namun, management sekolah tidak persis sama dengan management Negara.
Kalau management Negara mengejar kesuksesan program baik rutin maupun
pembangunan, maka management sekolah mengejar kesuksesan perkembangan anak
manusia melalui pelayanan – pelayanan pendidikan yang memadai. Dengan demikian,
management bisnis maupun management Negara tidak dapat diterapkan begitu saja
dalam dunia pendidikan.
Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) merupakan salah satu kepercayaan pemerintah kepada lembaga –
lembaga pendidikan untuk mengelola sendiri lembaganya dan bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan sebagai bagian dari proses pengembangan SDM.
Pada era global,
peningkatan mutu pendidikan akan tercapai jika sekolah diberi kewenangan untuk
mengatur dirinya sendiri sesuai dengan keragamannya. Dan agar prosesnya
terjaga, perlu standar keberhasilan yang disepakati secara nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MANAJEMEN
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa
Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu
proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen
sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk
memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama
itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of
the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman
mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata
lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni
(Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada
keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan
segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua
pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun
seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan
atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen
adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk
melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya
itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat
diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan
terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana
keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai
suatu tujuan lembaga/organisasi.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) atau School Based Management (SBM) merupakan suatu model
pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara
langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan
oleh pemerintah (Pusat sampai kota/Kabupaten).
MANAGEMENT
SEKOLAH
POLA LAMA
|
POLA BARU
|
-
Keputusan terpusat
-
Pendekatan
birokratik
-
Pengarahan
-
Mengontrol
-
Menata /
menentukan
-
Menghindari resiko
-
Menggunakan uang –
habis
-
Pendelegasian
-
Keberhasilan
sampai level menengah
|
-
Keputusan otonom
-
Pendekatan
professional
-
Motivasi diri
-
Mempengaruhi
-
Menfasilitasi
-
Mengatasi resiko
-
Efisiensi keuangan
-
Pemberdayaan
-
Keberhasilan
sampai level paling bawah
|
C.
DASAR HUKUM
UU No. 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintah Daerah
PP No. 25 Tahun 2000 Tentang
Pembagian Kewenangan Pusat Dan Daerah
D.
TUJUAN
Meningkatkan mutu pendidikan
melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam dan memperdayakan sumber daya
yang tersedia.
Meningkatkan kepedulian warga
sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan
keputusan bersama.
Meningkatkan tanggung jawab
sekolah kepada orang tua (Masyarakat), sekolah dan pemerintah tentang mutu
sekolah.
Meningkatkan kompetensi yang
sehat antarsekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
E.
PRINSIP UMUM MBS
1.
Memiliki visi kearah
pencapaian mutu pendidikan, khususnya mutu siswa sesuai dengan jenjang sekolah
masing – masing.
2.
Berpijak pada Power
Sharing (berbagai kewenangan), yaitu bahwa pengelolaan pendidikan
sepatutnya berlandaskan pada adanya saling mengisi dan berbagi kekuasaan atau
kewenangan sesuai dengan fungsi dan peran masing – masing.
3.
Adanya
profesionalisme di semua line. Maksudnya implementasi MBS menuntut adanya
derajat Profesionalisme berbagai komponen, baik para guru, kepala sekolah,
pengelola yayasan maupun stakeholders lainnya.
4.
Melibatkan
partisipasi masyarakat yang kuat. Maksudnya tanggung jawab pelaksanaan
pendidikan tidak hanya pada sekolah tapi juga pada masyarakat.
5.
Menuju terbentuknya
dewan sekolah sebagai institusi penopang keberhasilan visi dan misi sekolah
6.
Adanya transparansi
dan akuntabilitas. Maksudnya ada keterbukaan dalam pengelolaan sekolah (fisik
atau non fisik) dan ada pertanggung jawaban yang member makna bahwa sekolah dan
dewan sekolah adalah penanggung jawab utama terhadap pengelolaan sekolah.
F.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
a.
Keefektifan proses
belajar mengajar tinggi
b.
Kepemimpinan sekolah
yang sekolah yang kuat.
c.
Pengelolaan yang
efektif terhadap tenaga kependidikan
d.
Sekolah memiliki
budaya mutu
e.
Sekolah memiliki team
work yang kompak, cerdas, dan dinamik
G.
FAKTOR PENDUKUNG
KEBERHASILAN MBS
Kepemimpinan dan
manajemen sekolah yang baik
Kondisi social,
ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan serta dukungan
pemerintah.
Profesionalisme
H.
KARAKTERISTIK
PENERAPAN (Contoh)
1.
Output meningkat :
Akademik; Nilai UN rata – rata dari 4 sampai 5. Non akademik; Prestasi
kejuaraan meningkat dari tahun sebelumnya
2.
Keefektifan PMB;
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Edukatif, dan Menyenangkan (PAKEM)
3.
Kepemimpinan
sekolah; Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator
(MASLIM)
4.
Budaya mutu; setiap
hasil diikuti reward atau punishment, imbal jasa sesuai dengan nilai pekerjaan,
dan warga sekola ikut memiliki sekolah
5.
Kemandirian;
memiliki kewenangan untuk berbuat terbaik, kemauan dan kesanggupan kerja, dan
sumber daya cukup
6.
Partisipasi dan
warga sekolah; terbentuk dewan sekolah yang berfungsi sesuai aturan, dan adanya
partisipasi – rasa memiliki – rasa tanggung jawab – tingkat dedikasi
7.
Keterbukaan
management; keterbukaan dalam pengambilan keputusan, penggunaan uang,
penyusunan program, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
atau School Based Management (SBM) merupakan suatu model pengelolaan yang
memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan
keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah (Pusat
sampai kota/Kabupaten).
Kepemimpinan dan manajemen
sekolah yang baik dan Kondisi social, ekonomi, dan apresiasi masyarakat
terhadap pendidikan serta dukungan pemerintah juga menjadi salah satu factor
pendukung keberhasilan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Made Pidarta,Peranan
kepala Sekolah Pada Pendidikan dasar,(Jakarta:PT Gramedia Mediasarana
Indonesia,1998) hlm. 1
2.
http://elqorni.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-manajemen-dan-fungsi-fungsinya-definition-and-functions-of-management/ Diakses pada tanggal 27 Maret 2010
3.
Az-zahra,Fatimah,
Dra. Hj. M.Pd, “Pengelolaan Sekolah” (Materi Pembekalan PKL STIT Raden
Wijaya) tahun akademik 2004/2005
Made Pidarta,Peranan kepala Sekolah Pada
Pendidikan dasar,(Jakarta:PT Gramedia Mediasarana Indonesia,1998) hlm. 1
http://elqorni.wordpress.com/2009/03/15/pengertian-manajemen-dan-fungsi-fungsinya-definition-and-functions-of-management/
Az-zahra,Fatimah, Dra. Hj. M.Pd, “Pengelolaan
Sekolah” (Materi Pembekalan PKL STIT Raden Wijaya) tahun akademik 2004/2005