sya'ra
06.35 |
Label:
pakaian bagi wanita
PAKAIAN BAGI
WANITA
Allah SWT berfirman:
“hai anak
adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap ( memasuki) masjid.”{al-a’raaf:31}
Ini adalah seruan bagi manusia
MUSLIM, laki-laki dan perempuan. Ketika pergi kemasjid, wanita harus memakai
perhiasannya, apakah perhiasannya itu? Dan apakah yang dimaksud dengan
perhiasan bagi wanita? Dan baju apakah yang sesuai dengan wanita?
Wanita
mempunyai baju untuk menutup auratnya dalam shalat dan telah kami jelaskan
sebelumnya. Akan tetapi baju yang wajib dipakainya, dihadapan laki-laki selain
mahram dan ketika keluar menuju masjid dan lainnya telah dijelaskan oleh
syara’. Ia menetapkan sifat-sifat yang wajib di amalkan supaya tidak tersesat
dan terhina karena menjauhi islam.
Sifat baju wanita
Allah SWT menjelaskan sifat-sifat
baju wanita, dengan firman-Nya:
“hai nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri
orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu, supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”{al- ahzab:59}
Allah SWT berfirman:
“dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan”{an- nuur:31}
Allah SWT menjelaskan penutup kepala dengan firman-Nya:
“dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakan
perhiasannya.”
Dan Allah melarang Tabarruj dengan firman-Nya:
“dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahilliyah
yang dahulu”
Pantalon (celana
panjang) bagi wanita
Berdasarkan ini, jelaslah dihadapan kita
keburukan meniru. Maka apakah pendapat orang-orang perempuan yang
memakai pantalon (celana panjang) karena meniru laki-laki? Padahal pantalon itu
sempit dan menggambarkan bentuk tubuh sehingga menggoda para pemuda. Saya yakin
bahwa mereka tidak bermoral, apa maksudnya memakai pakaian yang mengeluarkan
dari tabiatnya dan menambah keburukan dan kehinaanya? Andai kata seorang pemuda
tertarik kepadanya, jelas ia tergolong pemuda banci. Ia tidak mengenal moral
islami.
Saya menghimbau kepada para pejabat yang berwenang, sebagai ganti
melarang cadar di universitas, patutlah setiap orang berakal menyerukan
larangan memakai pakaian yang buruk oleh
para pemudi, karena tidak sesuai dengan akhlak keluhuran budi dan kesucian.
cerpen renungan
Wanita kedua
Wanita berumah disisi minimarket itu, benar-
benar membuat sekujur tubuhku tegang. Tutur katanya yang lembut, membuat aku
jatuh…sungguh aku tak mengira akan jatuh cinta seperti anak SMA lagi.
Aku berjumpa dengan wanita itu, ketika aku
menghindari tabrakandengan bis budiman. Motor yang ku kendarai dengan
membonceng rezkia, anak perempuanku itu terjerembab di got depan rumahnya.
Tangis anakku yang meraung-raung membuat wanita itu dating menawarkan bantuan.
Lerida nama wanita itu. Dia menggandeng rezkia kerumahnya dengan penuh kasih
saying layaknya seorang ibu.
Aroma parfum Lerida tercium tak sengaja olehku,
ketika ia memberikan secangkir air kopi. Sejak pertemuan itu, perasaanku
menjadi tak tenang. Aku mulai membanding-bandingkan keadaan perempuan itu
dengan larisha isteriku. Seandainya isteriku bias serapih Lerida, pastilah aku
semakin betah dirumah. Seandainya perut isteriku serata Lerida, pastilah aku
tak harus mencari fhoto-fhoto wanita setengah telanjang di tabloid hanya untuk
meningkatkan gairahku di kasur. Tetapi, semua membuatku frustasi. Begitu
membuka mata, yang ku lihat hanyalah tubuh larisha yang mulai berlemak
disana-sini.
Otakku mulai berputar-putar tak karuan,
bagaimana cara agar ku dapat mengunjungi Lerida tanpa ada yang curiga. Sungguh
! dua hari tak bertemu Lerida membuatku seperti orang gila. Mulailah ku atur
rencana untuk dapat menemuinya.
Kucukur bersih bulu-bulu yang ada diwajahku, ku
semprotkan parfum ditubuhku, ah aku masih ganteng juga. Ku tatap wajahku
dicermin, tak kalah lah dengan dicky arjasa pikirku. Melihat penampilanku,
isteriku bertanya-tanya ujarnya aku seperti orang yang sedang puber kedua. Aku
bilang saja, semuanya kulakukan karena ku harus fhoto untuk kartu identitas di
kantorku besok pagi, isteriku pun tampak faham. Aku tidak bohong, memang besok
paginya ada acara fhoto-fhoto untuk melengkapi kartu identitas di kantorku
besok pagi. Hanya saja sepulang dari kantor, aku mengajak rezkia untuk
mengunjungi Lerida.
Lerida dan kedua anak kembarnya, luna dan lina
menyambut kami dengan gembira. Rezkia langsung bermain sepeda dengan mereka.
Akupun duduk berdua dengan Lerida diruang tamu. Dari percakapan sore itu, aku
tahu kalau Lerida adalah seorang janda dan mengajar bahasa inggris disalah satu
lembaga bahasa. Satu ide melintas, saat itu aku meminta Lerida untuk memberikan
kursus bahasa inggris untuk rezkia, karena rezkia berumur 4tahun. Sudah saatnya
belajar bahasa inggris, Lerida setujuuntuk memberikan kursus kepada rezkia setiap
hari senin dan rabu. Ketika pulang rumah, dan ku rundingkan dengan larisha
mengenai kursus itu ia tak keberatan sedikitpun.
Sejak itu, setiap hari senin dan rabu merupakan
hari yang sangat ku tunggu-tunggu. kursus hanya berlangsung satu jam saja, tetapi
rezkia selalu meminta untuk tinggal dirumah kerida agak lama. Karena dia ingin
bermain bersama luna dan lina. Jadilah aku punya alas an untuk ngobrol panjang
lebar dengan Lerida.
Berbicara dengan Lerida, aku serasa menemui
masa mudaku lagi. Ternyata Lerida suka puisi, lantaran bicara puisi-puisi
Gibran kami menjadi semakin akrab dan terbuka.lerida juga bercerita tentang
seorang duda, yang menjadi direktur lembaga bahasa tempat ia bekerja itu,
beberapa kali memintanya untuk menjadi isterinya. Bagi Lerida, penampilan duda
itu tak menarik. Ia lebih suka pria yang suka menghadiahinya puisi, seperti
almarhum suaminya.
Tahu akan hal itu, akupun getol menghadiahinya
puisi untuk Lerida setiap pagi, puisi itu aku serahkan sebelum aku pergi ke
kantor. Sepulangkerja, akupun sering mampir kerumahnya hanya untuk mencekoki
Lerida dengan kata-kata yang menghiba-hiba tentang penderitaanku sejak menikahi
larisha.
“jangankan merawat anak dan suaminya, merawat
diripun dia tak mampu. Daster kumalnya menjadi pemandanganku sehari-hari.makanan
hambar alakadarnya menjadi menuku sehari-hari.tempat tidur bau ompol anak
menjadi alas tidurku sepanjang malam. Dengkuran isteriku menjadi music
pengantar tidurku. Secangkir teh atau kopi sepulang kerja hanyalah impian, aku
sangat menderita !”
Lerida memandangku dengan muka murung,
sepertinya aku sudah berhasil menarik simpatinya dengan rahasia-rahasia rumah
tanggaku.
“seandainya isteriku adalah kamu, Lerida…”
Pipi Lerida merona, matanya berkejapan. Aku
merasa terbang ke langit ketujuh. Seperti berdendang, kata- kata itu terus ku
ulang-ulang.
Lama kelamaan aku punya keyakinan, kalau Lerida
juga menaruh perhatian lebih kepadaku. Oleh karenanaya, dengan mengumpulkan
segala keberanian aku menyatakan cinta diberanda rumahnya. Lerida tersentak, tetepi
aku melihat kebahagiaan yang menggejolak.
Dia berkata “mas, kan sudah punya isteri…”
“tapi kau kan tahu, kalau aku menderita?”
“selesaikan baik-baik hunbungan mas dengan
isteri mas. kalau memang mas tak bahagia mas Harus menceraikannya secara baik-baik
atau meminta izin kepadanya untuk menikahiku.”
Aku bersorak gembira, masalah dengan isteriku?
Gampanglah diatur. Dengan hati berbunga-bunga aku pulang kerumah. Begitu malam
tiba, ku tidurkan rezkia sebelum jamnya. Setelah itu, aku mulai mencumbui larisha
seperti layaknya seorang pengantin baru. Usai bercinta, ku buatkan isteriku mie
goring sepiring berdua. Kami makan bersama, selama 2 minggu kami tampak mesra,
larisha menatap tampak curiga, namun ia bahagia.
Pada minggu ketiga, mulailah aku bercerita tentang
banyaknya orang-orang yang perlu di santuni.anak yatim dan janda yang
terllunta-lunta. Larisha yang mudah tersentruh sangat terharu, tetapi menjadi
pilu ketika aku mulai mengemukakan pintu syurga bagi isteri yang merelakan
suaminya menikahi janda miskin. Dari tatapan matanya, aku tau hatinya teriris.
Tapi tekadku tak terkikis, ku peluk dia dan ku bisikkan betapa aku mencintainya
dan berjanji semuanya takan berubah, isteriku menatapku, dam dia bilang dia
ingin bertemu Lerida janda yang ku maksudkan. Akupun setuju, ku cium keningnya,
ku usap rambutnya sampai dengkurnya terdengar. Malam itu, dia terlelap di
pelukanku.
Ahirnya, dirumahku 2 wanita itu bertemu. Dari jendela aku bisa melihat kalau
isteriku tampak tegang dan Lerida tampak salah tingkah. Namun, beberapa saat
kemudian mereka bersalaman mulai bicara dan ahirnya tertawa-tawa, sejak itu
keduanya memang tampak akrab. Aku lega, hajatku ada di depan mata!
Pagi ini, ketika aku hendak meyelipkan satu
puisi dirumah Lerida, aku mendapati rumah lerida lengang, tanpa keributan
anak-anak Lerida karena hendak bersiap-siap berangkat ke sekolah tak kudengar.
Ku ketuk rumahnya berkali-kali, tak ada yang menjawab, aku semakin keras
mengetuk pintunya. Sepi!
Kugedor dan kugedor lagi pintunya, kali ini bu
risna tetangga sebelahnya muncul dan mengabarkan bahwa Lerida, pulang kampong
bersama anak-anaknya untuk mempersiapkan pernikahannya dengan direkturnya!
Lerida wanita ranum yang hendak kujadikan isteri keduaku, hendak menikah tanpa
memberitahukan ku sama sekali.
Kurasakan perasaan tersinggung mulai
menggeledak di dadaku! Dalam keadaan limbung aku teringat isteriku. Wanita
setia yang slalu menerimaku apa adanya, boleh jadi tubuhnya menjadi tak terawat
karena waktunya habis untuk mengurus rumah tangga dan uang belanja yang
kuberikan dihabiskannya untuk urursan rumah tangga daripada untuk dirinya
sendiri. Tiba-tiba aku ingin memeluk isteriku, dan meneriakkan betapa tak ada
wanita lain yang lebih aku butuhkan
didalam hidupku delain dirinya.
Sepeda motorpun ku kebut dengan kecepatan tak
kira- kira. Sampai dirumah, kembali aku terpana. Kudapati rumahku tak brpenghuni,
ku periksa pot tanaman, tempat larisha biasa menyimpan kunci kalau ia harus
pergi. Disitu kutemui kunci rumahku dan sepucuk surat.
Mas andri,
Merangkai kata, aku memang tak pandai tetapi
semoga yang akan kusampaikan ini bisa kau mengerti.
Beberapa bulan yang lalu, ada seorang pria yang
perhatianya membuatku berbunga-bunga. Tetapi aku sadar, bahwa cinta itu seperti
tanaman. Dia bisa mati, kalau kita tak merawatnya. Nah, cinta yang kita bina
sudah layu ! hamper mati ! kalau aku mencoba merawat tanaman lain, bagaimana
mungkin aku bisa yakin kalau dua-duanya tak mati? Sedang merawat satu saja aku
tak bisa.
Oleh karenanya, aku memutuskan untuk merawat
cinta kita dan mematikan cinta yang lain. Bagiku keluarga adalah segalanya.
Tetapi takdir bicara lain. Mas memilih hendak membawa tanaman lain dengan cara
menikah lagi. Bagiku, dua orang isteri terlalu banyak dalam satu pernikahan dan
sul;it bagiku untuk brbagi perasaan. Daripada
aku tertekan, akhirnya kuputuskan untuk melayangkan gugatan cerai ke
pengadilan agama. Dengan demikian, kita bisa berbahagia dengan merawat satu
cinta di keluarga masing-masing. Mas menikah dengan Lerida, akupun akan bahagia
karena mas reval tetangga kita yang pernah memberikan perhatian lebih Kepadaku
itu, berjanji akan menikahiku begitu selesai masa idahku.
Salam larisha,
Aku merasa tubuhku dipukul-pukul dengan martil
hingga lenyap terkubur rencana-rencanaku sendiri! Kupandangi rumah reval, tiba-
tiba aku ingin membunuh perjaka tua itu.!
The end….
Created by
Intan rizqia bilqis
kumpulan puisi cinta
06.28 |
Label:
kumpulan puisi cinta
rafflesia java
Semenjak ia pergi,,,
Ku slalu menantikan keberadaannya untuk kembali
Hingga detik ini, ku masih tetap bertahan disini
Ku rela hari-hariku diselimuti mimpi-mimpi
Bahkan, mimpi-mimpi itulah yang kini lebih menyiksa
Melebihi siksa yang pernah kurasai
Asmara…mengapa harus kurasa?
Jikalau tiada waktu untuk menemukannya…
Kegalauan ini semakin menjalar dihatiku
Kebimbanganpun hinggap dalam jiwa yang tengah
terguncang ini
Dimana perasaanmu…?
Perasaan lembut yang pernah kau tawarkan padaku
Waktu tlah mengubah segalanya
Tiada lagi kedamaian jiwa, semua itu tlah sirna…
Bersama mimpi-mimpi itu
Kini…ku menjadi rafflesia
java…
Bagai bangkai yang ia anggap tiada guna lagi
Entah…sampai kapan ku harus rasakan ini semua
Mungkin sampai kutemui senja diakhir masa…
Dirimu
Dalam tidurku…dirimu slalu termimpikan
Dalam diamku, bayangmu slalu menampakan diri
Hatiku semakin kalut, terbelengguoleh kerinduan
Butir-butir cinta air mataku, mulai terberai
karenamu
Semakin ku yakin, hanya dirimulah yang paling
berharga
Yang kusayang dan kucinta dalam hidupku
Setelah dirimu pergi jauh meninggalkanku dalam
sepi
Kesepian yang tiada makna
Mungkinkah…
Dirimu merasakan hal yang sama dengan diri ini?
Yang tak pernah henti terfikirkanmu
Dalam hatiku tlah terlukis namamu…
Yang tak mampu tuk ku hapuskan
Karena ku tak sanggup bila harus melepasmu…
Dan izinkanlah slamanya, namamu tetap dihati
Biarlah
Andai…malam yang sepi dapat bicara
Dapat mendengar dan merasakan
Apa yang kualami saat ini…
Mungkin aku takan kesepian
Hanya deburan bisu ombak dan angin malam
Yang slalu menemani
Pahit manis jalan hidupku
Hadir
mereka yang tiada batas
Ketulusan yang kunanti dan kuharap
Semakin menjauh…semakin sulit tuk kugapai
Biarlah ku mencoba
Melepas seutas harapanku yang tiada ujung
Bersama angina yang berlalu
Syair untukmu
Pekat malam dalam lamunan…
Terbuai dalam angan, menciptakan syair
kerinduan
Mengantarkan rasa yang tak tertahankan lagi
Rasa sepi yang melanda diri
Karenamu tiada disisi, seakan hidupku tiada
arti
Bila kau tinggalkan
Kasih…jangan pergi tinggalkan kenangan
Tetaplah disini, lewati akhir zaman
Tanpamu…diriku tak mampu bangkit menyambut masa
depan
Hanya dirimu cinta yang kuharapkan
Cintaku kan abadi, terjaga sampai mati
Bagai embun di pagi hari
Yang suci tanpa noda cinta yang kuberi
She’s girls community
Sahabat…
Kata terindah dalam kehidupan
Yang mempunyai berjuta makna yang tersirat
Dan berjuta warna yang mampu menghiasi
Pernak-pernik kebersamaan…
Kebersamaan yang takan pernah kulupa
Saat-saat indah bersama sahabat
Pahit manis kehidupan, kita jalani bersama
Sungguh indah masa-masa itu
Yang takan pernah dapat terulang kembali
Meski sering terjadi perbedaan antara kita
Kita tetap satu dan bersama
Ratapan anak malang
Haruskah ku prtahankan ini…?
Bila ku tau, kuterlahir hanya tuk merasakan
pedih
Penderitaan liku jalan kehidupan ini
Mungkin, kan ku mohon pada-Nya
Agar membiarkanku tetap disana
Karena ku tak ingin melihat kejamnya dunia
Bila ku teruskan langkah kakiku berjalan..
Disana ku kan menemukan, setetes kesejukan hati
Seberkas cahaya yang terang
Kan mampu menyinari jalanku
Namun…
Ku harus melalui bara api yang menjilat itu
Yang dapat menelan tubuhku ini
Kurasa tak mampu, dan ragu
Bila ku terhenti dari perjalanan ini
Ku kan terpuruk slamanya
Dalam kehampaan ini
Dan bila kukembali
Ku takan pernah dapat menemukan sedikit
cahayapun
Yang ada hanyalah kegelapan dan kegersangan
Dalam kesendirian yang tiada akhirnya
puisi untuk penantian
06.25 |
Label:
puisi cinta
Dua purnama
Dua purnama aku menanti…
Menantikan akan hadirnya dirimu
Sampai saat ini,ku masih setia kepadamu
Meski dirimu jauh dariku
Entah sampai kapan ku seperti ini
Terkadang terasa pilu dihati
Kemana ku harus membawa derita hati
Harapan bersamamu…
Kau kan tetap dihatiku
Ku kan menantikanmu
Dan tetap bertahan dalam kelukaan ini
Langganan:
Postingan (Atom)